Mengenal lebih dekat
Budaya khas Kabupaten Tulungagung
a. Kentrung
Kesenian ini merupakan seni bercerita di Tulungagung.
Kentrung Tulungagung dimainkan oleh dua orang, terdiri dari dalang yang
merangkap sebagai pemain kendang dan satu 'pengrawit' sebagai pendukung dalang
dan memainkan Ketipung dan Terbang. Kentrung yang masih berkembang di
Tulungagung adalah kentrung Jaimah yang terletak di dusun Patik, desa
Batangsaren, Kauman
b. Ketoprak
Ketoprak adalah kesenian tradisional yang
dipanggungkan dan selalu menceritakan pelaku kerajaan masa lalu, sehingga
keadaan panggung dihiasi sedemikian rupa dengan kelir atau begron yang
disesuaikan dengan keadaan atau kejadian masa lalu.Ketoprak Siswo Budoyo adalah
ketoprak di Tulungagung yang sangat terkenal di mana-mana. Sejak meninggalnya
pimpinan Ketoprak Ki Siswondo Hardjosoewito, kesenian ketoprak semakin surut,
belum ada generasi muda yang merintis bahkan banyak generasi muda yang tidak
tahu apa ketoprak itu.
c. Jedor
Jedor adalah salah satu kesenian tradisional yang
bernafaskan keislaman. Dapat diketahui, wilayah persebarannya meliputi Kediri,
Tulungagung, Blitar, dan Malang. Menurut informasi, Jedor dibagi menjadi : 1
Jedor Jemblung, 2 Jedor Janjan, dan 3 Jedor Berjanji. Dari teks yang ada,
pembahasan dibatasi pada Jedor Janjan dengan fokus tilikan karakteristik bentuk
kenahasaan dan muatan nilai yang dikandngnya sehinngga kedudukannya sebagai
sastra lisan sapat diperjelas.
Berdasarkan kajian pendahuluan ini diperoleh
kesimpulan bahwa Jedor Janjan disampaika dalam berbagai ragam bentuk meliputi
(1) parikan, (2) wangsalan, (3) lafal dzikir, (4) lafal doa, dan (5) salawatan.
Muatan nilai yang dikandungkan adalah dakwah. Fungsinya untuk menyampaikan
wawasan Ketuhanan.
d . Reog Tulungagung
Reog
Tulungagung pernah berkembang dan meraih perhatian publik. Bahkan, semua orang
di Tulungagung mengetahui tentang Reog Tulungagung sebagai seni tradisional.
Jumlah penari reog ini ada 6 secara paralel dengan instrumentalis wajib
pengiring reog, yaitu "dhodhog", dan semua penari tadi menggunakan
Udheng gilig, yaitu kostum khusus sebagai pengikat kepala.
e. Tiban
Kesenian Tiban semakin jarang dimainkan.
Jumlah pemain juga semakin sedikit. Anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser)
berupaya melestarikan kesenian tersebut. Alunan berirama mangiringi puluhan
pemain yang beradu cambuk.Masing-masing telanjang dada sambil membawa cambuk
lidi pohon aren. Setiap pemain Tiban mendapat jatah enam kali cambukan.
Kelompok Tiban Suron Tani merupakan anggota Banser Kecamatan Boyolang, mulai
dari pemain hinnga pemukul gamelan. Kelompok ini sering kali tampil di beberapa
daerah. Biasanya, merekan di undang untuk ritual agar segera turun hujan atau
tolak balak (usir bencana). Dalam kesenian Tiban dibutuhkan nyali atau
keberanian. Jika canggung lebih baik jangan, sangat berbahanya. Jika tidak
mengerti strateginya, kulit punggung bisa robek terkena ujung cambuk lidi
pohon aren. Biasanya, jika kulit terkena cambuk lidi pohon aren, sakit selama 3
hari. Perihnya minta ampun. Setelah itu sembuh dengan sendirinya. Pemain
Tiban sejati akan merasa gatal dan ingin bermain jika mendengar alunan music
gamelan khas Tiban. Istilahnya krejutan (bernafsu untuk bermain)
Referensi : http://egaafitri.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar